Petani Mas koki Butuh Dukungan Pemerintah

Monday, March 15, 2010

Negara kita yang sangat luas ini menurut gue mempunyai potensi yang sangat besar untuk bisa menguasai pasar ikan maskoki di asia ataupun dunia.Banyaknya danau atau empang yang bisa digunakan sebagai tempat pembiakan maupun pembesaran adalah salah satu modal yang dimiliki bangsa kita.Selain itu kita hanya punya dua iklim yang mana tidak terlalu extrem, menjadikan pengembangan ikan hias dalam hal ini mas koki menjadi lebih mudah dibanding negara dengan empat musim seperti China atau Jepang contohnya.

Jika anda seorang pecinta mas koki pasti anda tahu sentra petani paling besar ikan hias ini, yaitu Tulungagung.Produksi Tulungagung yang mencapai puluhan ribu ekor per bulan bisa dicapai karena dukungan Pemerintah kota nya yang melihat potensi perikanan yang besar didaerah tersebut.Kita lihat bagaimana Blitar bisa mengembangkan ikan Koi sampai masuk pasaran luar negeri, itu karena Pemkot Blitar mempunyai andil besar dalam mengembangkan produksi koi sehingga menjadi maju.

Bagaimana dengan daerah lain?Di Depok ada sebuah daerah bernama Parung.Dari pemantauan gue banyak penduduknya yang bertani ikan mas koki...bahkan danau-danau disitu dipakai sebagai pembesaran benih ikan maskoki ini.Tetapi sayangnya perhatian dari pemerintah tampaknya kurang, sehingga mereka sulit mencari pasar dengan harga yang layak, apalagi mencetak mas koki yang berkualitas.Bahkan beberapa bulan yang lalu sewaktu beberapa danau dibersihkan banyak petani ikan yang kolaps karena jaring mereka harus diangkat, sedang kolam darat tidak dipersiapkan.

Di jakarta sendiri banyak petani mas koki yang tersebar dari Jakarta Barat sampai Jakarta Timur, Jakarta Utara sampai Jakarta Selatan.Tetapi kebanyakan dijalankan dalam skala kecil menengah.Gue ambil contoh di daerah Ciganjur, Jakarta Selatan saja terdapat puluhan petani ikan mas koki, dan diantara mereka merupakan petani mas koki dari varian langka seperti Black ranchu, Lion head, calico lionhead,celestial dll.Kekurangan mereka adalah fasilitas, dimana kolam tidak dilengkapi aerator...sehingga penggunaan green water tidak dimungkinkan.Selain itu tinggi kolam yang rendah menjadikan pertumbuhan ikan tidak maksimal.

Dari pengamatan gue kalo pemerintah dalam hal ini dinas perikanan bisa memaksimalkan petani-petani ini, bukan gak mungkin akan didapat peningkatan PAD dari sektor perikanan, dengan syarat pemerintah bisa memberikan solusi untuk meningkatkan kualitas para petani.Dengan kerjasama dengan Departemen Pariwisata dan juga Bandar Udara bisa dibuka akses untuk sektor pariwisata seperti layaknya agrowisata, dimana wisatawan diajak mengenal lebih dekat ke sentra-sentra ikan mas koki, dan diberi kemudahan dalam karantina untuk mereka yang membeli, tetapi dengan catatan bahwa kualitas ikan mas koki sudah bisa dipertanggung-jawabkan.

Ada juga beberapa farm mas koki yang menghasilkan mutu yang bagus, tetapi mereka mendanai segala macam nya sendiri..mulai dari pembuatan kolam, pembelian induk sampai pemasaran.Sehingga untuk meraih keuntungan dalam waktu singkat harus membandrol ikan dengan harga tinggi.Kalo pemerintah bisa menyediakan sarana pemasaran (yang dekat lokasi farm dan bandara, bukan yang jauh seperti raiser Cibinong), maka dapat dipastikan kita bisa bersaing dengan negara lain.

Dari pengalaman gue negara-negara yang bisa disasar produk ikan mas koki Indonesia adalah Timur-Tengah dan Amerika Latin.Mungkin kalo kita bisa ambil kesempatan ini, nama Indonesia di kalangan bisnis ikan hias bisa lebih disegani.

Japanese researchers develop transparent goldfish

Wednesday, March 10, 2010


 A team of Japanese researchers succeeded in developing goldfish with transparent scales and skin so that its organs and muscles can be seen.
A joint team from Mie University and Nagoya University that conducted the research spent two years producing the transparent creatures.
They expect some demand for such goldfish as their organs and blood can be observed without dissections, which have become more controversial these days.
Some goldfish could grow and weigh about 2 kilograms, much bigger than other fish widely used in experiments such as zebrafish, news reports said.
“As goldfish are bigger, it would be easier to observe how illness could affect its organs. It would be also easy to make goldfish produce proteins, look into them in the living body and make use of them for drug discovery research,” Yutaka Tamaru, associate professor of bioresources at Mie University, was quoted by Asahi newspaper.
It also less expensive to use goldfish for research than zebrafish, news reports said.

Ikan Mas Koki Kualitas Kontes Dijual Sampai Ratusan Juta Rupiah

Friday, March 5, 2010

Magelang, CyberNews. Ciri yang paling menonjol dari ikan hias selain bentuknya yang khas, juga warnanya yang menarik. Warna inilah yang membuat orang rela berjam jam di depan akuarium kesayangannya selepas pulang kerja, atau sekedar istirahat siang di kantor yang ada pajangannya di ruang lobi.
Memelihara ikan hias di akuarium pada kebanyakan orang terkadang bukan lagi sekedar hobi, tetapi sudah menjadi perilaku "ketagihan" sehingga rela mengeluarkan uang jutaan bahkan sampai ratusan juta rupiah. Atau pada beberapa kontes, ikan hias yang menjadi pemenang akan bernilai sangat tinggi.
Yusak dan Agus Wijaya, warga Desa Banyuurip, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, juga pehobi ikan hias jenis koki. Ikan mas kokinya sering disertakan berbagai kontes.
Tak jarang, ikan yang dijagokan dua sekawan itu menjadi juara. Setelah menjadi juara akan terjadi transaksi. "Umumnya ikan juara, harganya akan menjadi mahal," kata Yusak. Hal itu dianggapnya sebagai peluang usaha untuk meningkatkan penghasilan. Dilakukan penggalian informasi mengenai cara membudidayakan. Secara kebetulan, Agus Wijaya pernah mengunjungi sebuah farm ikan mas koki.
Mereka mengawali usaha dengan membangun bak-bak sebagai kolam pemeliharaan ikan di halaman rumah Agus. Kemudian membuat bak penampungan air yang diambil dari salah satu sumber air tak jauh dari rumahnya. Untuk menjaga kualitas air diolah dalam bak-bak penampungan dengan cara mengendapkan minimal selama enam jam, sebelum dialirkan ke kolam-kolam pemeliharaan.
Ikan mas koki yang dibudidayakan terdiri 17 macam dengan 200 indukan berbagai jenis. Antara lain jenis oranda yang meliputi oranda black, kaliko, red white dan blue. Ikan mas koki yang diproduksi, untuk kualitas kontes, harganya bervariasi antara puluhan juta rupiah sampai ratusan juta rupiah per ekor. Sedang untuk kualitas I, antara Rp 1 juta hingga puluhan juta rupiah.

Sources: Suara Merdeka Cybernet

 
1001 GOLDFISH. Citrus Pink Blogger Theme Design By LawnyDesignz Powered by Blogger